
Takesi TPS 3R Katulampa Jadi Contoh Inovatif Pengelolaan Sampah Berbasis Warga di Kota Bogor
Jakarta, 30 April 2025 – Sebagai bagian dari langkah nyata menuju kota yang lebih bersih dan berkelanjutan, Pemerintah Kota Bogor resmi menjadikan TPS 3R Katulampa sebagai proyek percontohan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Berlokasi di kawasan Perumahan Mutiara Bogor Raya (MBR), Kelurahan Katulampa, fasilitas ini diberi nama Taman Kreasi Olah Sampah Terintegrasi atau Takesi.
TPS 3R sendiri merupakan Tempat Pengolahan Sampah yang menerapkan prinsip 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle. Konsep ini bertujuan untuk mengelola sampah secara lokal sehingga mengurangi jumlah limbah yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dalam acara peresmian Takesi TPS 3R Katulampa pada Sabtu (26/4), Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyampaikan pentingnya peran serta warga dalam menyelesaikan persoalan sampah yang semakin kompleks.
“Mari kita terus tingkatkan kesadaran bersama untuk memilah sampah sejak dari rumah,” kata dia.
Ia juga menegaskan bahwa pembaruan fasilitas ini menjadi bagian integral dari strategi penanganan sampah di Kota Bogor. Dedie melihat keberadaan TPS 3R Katulampa sebagai wujud sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kebersihan kota.
“Kami ingin memastikan bahwa Kota Bogor tidak hanya menjadi kota yang bersih, tetapi juga memiliki sistem pengelolaan sampah yang terstruktur dengan baik,” jelasnya.
Dedie berharap keberhasilan yang dicapai TPS 3R Katulampa bisa direplikasi di seluruh wilayah Kota Bogor. Pemerintah pun menargetkan pembentukan unit serupa di setiap kelurahan dan kecamatan demi memastikan seluruh sampah dapat ditangani secara efisien.
“Ini adalah upaya kita untuk mewujudkan Kota Bogor yang lebih bersih, tertata, dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua TPS 3R Katulampa, Bandung Sahari, menjelaskan bahwa saat ini fasilitas tersebut melayani sekitar 900 kepala keluarga dengan kapasitas pengolahan hingga 1,7 ton sampah per hari. Sebagian besar atau sekitar 50 persen merupakan sampah organik.
“Dengan fasilitas yang lebih lengkap, kami bisa mengolah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat, sementara sampah plastik yang bisa didaur ulang kami proses di bank sampah,” jelas Sahari.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa pihaknya berkomitmen mengembangkan pengelolaan sampah menjadi produk bernilai ekonomis.
“Kami bisa mengolah sampah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Kami bahkan bisa menghasilkan telur yang diproduksi dari sampah organik, yang sebelumnya kami fermentasi,” ujarnya.
Menurutnya, pengolahan sampah organik juga mencakup pembuatan pakan ternak dan kompos yang bisa langsung digunakan warga sekitar. Dengan demikian, volume sampah yang dikirim ke TPAS Kota Bogor bisa berkurang signifikan.
Inovasi lain yang dihasilkan adalah pembuatan roster dari plastik bekas. Material ini bisa digunakan untuk konstruksi seperti jalan setapak, memberikan nilai guna baru pada limbah yang sulit didaur ulang.
“Roster ini berasal dari plastik bekas bungkus indomie, kopi, dan barang-barang plastik lainnya yang sulit didaur ulang. Kami mencacahnya, campur dengan material lain, dan menghasilkan roster yang bisa digunakan kembali,” ungkapnya.
Tidak hanya sebagai fasilitas pengelolaan sampah, TPS 3R Katulampa juga berfungsi sebagai pusat edukasi tentang ekonomi sirkular. Warga dan pengunjung bisa belajar langsung cara pengolahan sampah menjadi produk bernilai tambah di lokasi ini (Redaksi)